Everything I can't say

From: Me

To: You


Malam tadi. Malam 3 Februari. Ada banyak hal yang tak bisa terkatakan.
Mencoba melupakannya dengan tidur, tapi masih mengganjal disaat pagi.

Malam tadi. 
Tentang dia.
Sebenarnya bukan hal berat tapi entah ingin ku keluarkan.
Dan anehnya, mungkin ini akan berhenti mengganjal jika kusampaikan padamu.
Namun itu tak bisa terjadi, hingga tiba waktu dimana kita saling meraih satu sama lain.

Entah sejak kapan, terdapat banyak hal yang ingin kusampaikan padamu.
Entah sejak kapan, aku menjadi begini ikhlas.
Entah sejak kapan, aku menjadi tak takut patah hati...

Kamu. Aku bahkan tak tahu bagaimana kamu tapi masih berani menatap padamu.
Biasanya aku akan langsung menyerah.
Tapi entah kekuatan apa yang diberikan Allah pada hati ini.

Hati ini rapuh? Terdengar alay dan lemah tapi itu benar.

I'm the type who madly in love, and madly hurt.
Sounds stupid but it's true.
(Pathetic...)

Perasaan dan prinsip seperti ini, seperti kembali manjadi aku yang 12 tahun.
It doesn't matter how that person feels, as long as i love that person.

Aku tak tahu kenapa dulu mudah tapi sekarang begitu sulit.
Aku tak tahu kenapa dulu kukatakan tak apa apa bahkan ketika aku tak bisa menemukan hatiku.

Ingin sekali kukatakan, tapi tak bisa.
Jadi aku hanya menitipkan pesan ini pada Allah.
Berharap bisa dibaca olehmu, yang nanti akan menjadi balasan dari segala yang kuserahkan.
Dari segala yang kutahan.

Mungkin kamu akan berfikir aku aneh, 
but when i madly in love, i'm fully into you.

Regards,

Komentar